Pulau Harapan backpacker
Liburan ke Pulau Harapan Backpacker Wajib Siapkan Ini
November 29, 2021
trip Pulau Semut
Trip Pulau Semut di Kepulauan Seribu, Cocok untuk Camping
Desember 17, 2021
Pulau Harapan backpacker
Liburan ke Pulau Harapan Backpacker Wajib Siapkan Ini
November 29, 2021
trip Pulau Semut
Trip Pulau Semut di Kepulauan Seribu, Cocok untuk Camping
Desember 17, 2021
Show all

Tradisi Kebudayaan Pulau Seribu yang Unik dan Penuh Pesona

kebudayaan Pulau Seribu

Tradisi dan kebudayaan Pulau Seribu tentu tidak kalah menarik untuk diketahui dari wilayah lainnya. Selain memiliki keindahan alam di wilayahnya, Pulau ini juga memiliki kisah unik serta budaya menarik.

Indonesia adalah sebuah negara dari susunan pulau-pulau, di mana setiap pulaunya memiliki budayanya masing-masing. Maka dari itu, diciptakanlah semboyan bhinneka tunggal ika dengan makna berbeda-beda tetapi, tetap satu.

Semboyan ini digunakan sebagai landasan dan gambaran dari negara Kesatuan Indonesia. Hal tersebut dikarenakan Negara ini terdiri dari beraneka ragam budaya, bahasa, suku bangsa, ras, serta kepercayaan.

Keanekaragaman ras, suku, dan bahasa tersebut tentu memunculkan logat unik di tiap daerah. Salah satu kebudayaan Pulau Seribu adalah logat unik yang dimiliki oleh Orang Pulo atau masyarakat kepulauan Seribu.

Volumenya keras, serta lincah ini tentu sangat berkebalikan dengan masyarakat Ibu Kota sekitarnya. Logat dari masyarakat asli daerah ibu kota atau betawi dan juga sunda adalah lembut saat berbicara.

Tidak hanya logatnya, memiliki kebudayaan lain yang masih dilakukan sampai sekarang. Hal tersebut dilakukan untuk berbagai alasan seperti, menghormati leluhur di masa lalunya, atau mengucapkan rasa syukur atas hasil alam.

Sedekah Laut sebagai Tradisi Kebudayaan Pulau Seribu

budaya di pulau seribuSebagai negara kepulauan, kehidupan masyarakat di Indonesia tentu tidak jauh dari laut. Bahkan masyarakat pesisir sangat bergantung pada laut, mulai dari mata pencaharian, bahan makanan, dan objek wisata.

Tradisi sedekah laut sendiri dimaknai sebagai ucapan syukur kepada Tuhan atas hasil laut. Selain itu, dilakukan juga sebagai doa serta harapan agar tidak ada bencana serta mendatangkan kesejahteraan bagi penduduknya.

Tradisi ini biasanya dilakukan di pagi hari sebelum berangkat ke pesisir. Jauh sebelum pelaksanaan. Penduduk setempat menyiapkan sesaji berupa ayam, kepala kerbau atau sapi, dan makanan lain.

Setelah itu nantinya akan diadakan iring-iringan dari wanita yang di tandu. Hal tersebut dilakukan untuk menarik wisatawan agar mau menyaksikan upacara nyadran atau sedekah laut tersebut.

Sedekah laut merupakan salah satu tradisi dan kebudayaan Pulau Seribu dan sudah dilakukan sejak lama. Selain sebagai pengungkap rasa syukur dan menghormati leluhur, sedekah laut juga dilakukan sebagai ajang promosi.

Banyak wisatawan, baik lokal maupun asing ingin melihat dan mengetahui bagaimana tradisi ini berlangsung. Upacara ini juga sudah di jadwalkan sejak satu tahun sebelum pelaksanaan sehingga, dapat menjadi ajang promosi.

Setelah melakukan doa bersama, nelayan akan berlayar ke tengah laut dengan menggunakan kapal yang telah dihias. Selama perjalanan menuju tengah laut, nelayan menghanyutkan sesaji yang telah disiapkan.

Sebagai warisan para leluhur, sedekah laut tentu harus dijaga dan di lestarikan agar tetap ada. Salah satu cara untuk menjaga dan melestarikan tradisi ini adalah dengan melaksanakannya setiap tahun.

Tradisi Selam Mutiara sebagai Kebudayaan Pulau Seribu

Mungkin Anda dan banyak orang lainnya masih asing dengan tradisi ini. Selam mutiara biasanya dilakukan oleh penduduk lokal dari Pulau Pramuka sebagai salah satu gugusan Kepulauan Seribu.

Tradisi unik ini mungkin dilakukan di beberapa daerah juga, atau malah hanya Pulau Pramuka yang melaksanakannya. Sebenarnya selam mutiara tidak dilakukan secara rutin namun, masih menjadi kebudayaan masyarakat orang Pulo.

Selam mutiara sendiri merupakan tradisi di mana penduduknya harus menyelam dan mencari barang yang sudah disembunyikan. Selam mutiara sendiri sebenarnya adalah perlombaan menyelam antar penduduk lokal.

Penduduk yang mengikuti perlombaan ini tentu tidak diperbolehkan untuk menggunakan tangki oksigen atau perlengkapan selam modern lain. Selain itu, perlombaan ini sebenarnya cukup berisiko karena bahaya dari predator laut dan lainnya.

Akan tetapi, ini sudah menjadi kebudayaan Pulau Seribu yang harus tetap dilestarikan. Sudah tugas masyarakat Indonesia untuk menjaga serta melestarikan setiap budaya agar tidak diakui oleh bangsa asing.

Kebudayaan serta tradisi dari orang Pulo sendiri tentu tidak akan jauh-jauh dari laut. Mengingat orang Pulo ini merupakan penduduk lokal dari suatu Pulau yang berada pada wilayah pesisir pantai.

Para wisatawan juga dapat membantu dengan menonton acara tersebut. Hal itu dilakukan agar penduduk lokal merasa senang, selain itu juga sebagai tanda bahwa Anda dan wisatawan lain menghormati budaya.

Kebudayaan Pulau Seribu, Tradisi Saling Siram

Sebuah tradisi tahunan di mana masyarakat nelayan melakukan syukuran atas penghasilan laut yang luar biasa. Syukuran ini digelar di atas perahu nelayan, seluruh masyarakat duduk sama rata sambil bersila.

Saling siram sendiri merupakan sebuah acara untuk mempererat hubungan antar masyarakat. Masyarakat berlayar menuju dermaga sandar Pulau Kelapa Dua untuk melaksanakan puncak acara di sana.

Masyarakat melakukan kegiatan madua sipulung atau duduk bersila bersama sambil menyantap hidangan. Madua sipulung dilakukan untuk mempererat hubungan antar masyarakat dan pejabat dengan mengumpulkannya di tempat tersebut.

Usai makan bersama, tradisi saling siram sebagai kebudayaan Pulau Seribu belum selesai sampai situ saja. Masyarakat akan melakukan saling siram siapa saja yang hadir, termasuk juga tamu undangan.

Aksi saling menyiram ini merupakan tradisi nenek moyang yang memiliki makna berbagi kebahagiaan setelah setahun mendapatkan rezeki dari laut. Maka dari itu, semua yang hadir tidak marah saat terkena siram.

Tradisi ini mendapatkan apresiasi tinggi dari Asisten Ekbang Pemkab Kepulauan setempat. Di mana mengharapkan acara tambahan pada tahun berikutnya agar lebih meriah dan lebih bermakna.

Syukuran ini ditutup dengan parade kapal nelayan yang telah di hias menggunakan kertas warna-warni dan umbul-umbul. Kapal juga diberi hiasan makanan pokok nelayan yang sering dijadikan bekal saat pergi melaut.

Bermacam Tarian Kebudayaan Pulau Seribu

Beragam tradisi dan budaya diwariskan oleh nenek moyang secara turun menurun. Bahkan, setiap sudut negara Indonesia memiliki kekhasan ragam budaya yang berbeda-beda, seperti halnya dalam dunia tari.

Tarian dari daerah biasanya diiringi dengan musik tradisional seperti gamelan, atau menggunakan suara dari mulut saja. berikut ini adalah beberapa tarian khas wilayah Kepulauan Seribu.

1. Tari Vaganza

Tarian ini merupakan sebuah ucapan selamat datang yang dibuat secara khusus oleh masyarakat Kepulauan Seribu. Apabila ingin melihat tarian vaganza, Anda harus datang saat Pulau tersebut mengadakan acara perayaan.

Tari vaganza di kolaborasikan dengan puisi, musik, dan juga lagu asli masyarakat. Hal itu membuat Anda merasa seperti menyaksikan acara musikalisasi puisi atau, sebuah drama musical.

2. Tari Kreasi Zapin

Salah satu tarian adat lainnya adalah tari kreasi zapin. Tarian yang dipercaya masyarakat sebagai akulturasi dari budaya arab dan melayu ini menghasilkan akulturasi yang sangat indah.

Tari Zapin sebenarnya hanya berfungsi sebagai tarian hiburan saja. Meskipun hanya menjadi tarian hiburan, setiap gerakan yang ditunjukkan memiliki makna dan juga filosofis dalam kehidupan sosial daerah setempat.

Menilai keindahan Kepulauan Seribu jangan hanya berdasarkan pemandangan, objek wisata, kulinernya saja. Namun, ada baiknya Anda mengenal lebih jauh tradisi dan kebudayaan Pulau Seribu yang tentunya sangat menarik untuk diketahui.

Comments are closed.